Sabtu, 02 September 2017
Amanat Mama Khoer Affandi, Mama ajengan Miftahul Huda Manonjaya rahimahullah
1.Sholat awal waktu
2. Ulah eureun néangan ilmu
3. Ulah poekeun dunia politik
4. Ulah eureun néangan babaturan
5. Pertahankeun Aqidah Anu Murni
6. Lamun hayang maju ulah eureun mikir
7. Lamun hayang maju kudu daék capé
8. Ulah embung disebut bodo
9. Ulah embung disebut sahandapeun
10. Sagala nu tumiba ka diri gara-gara diri
11. Ubar diri aya di diri
12. Euweuh nu nyaah kana diri kajaba anu boga diri
13. Harga diri kumaha diri
14. Ari ngitung kudu ti hiji ulah ujug-ujug angka salapan
15. Mun keur nyieun pondasi tong sok waka mikiran kenténg
16. Sanajan teu lumpat tapi ulah cicing
17. Sagedé-gedéna jalan syaré'at ulah matak ngurangan tawakkal ka Alloh1
8. Tong leumpang dina hayang, tong cicing dina embung, tapi kudu lempang dina kudu, kudu eureun dina ulah
19. Tong lésot haté tina éling ka Alloh dina kaayaan kumaha waé, sedih, susah jeung bungah
20. Sarébu sobat saeutik teuing, hiji musuh loba teuing.
Selasa, 29 Agustus 2017
SEKILAS TENTANG KH As’ad syamsul Arifin Sang Mediator berdirinya Jam’iyah Nadlatul Ulama
KH As’ad adalah
anak madura yang dilahirkan di Makah Al-mukaromah, ayahnya bernama Raden
Ibrahim dan ibunya Siti Maimunah yang keduanya merupakan orang madura yang bertemu
di Mekah kemudian menikah lalu bermukim di sana tepatnya di Syib Ali. ketika
As’ad lahir langsung oleh ayah nya di bawa kehadapan ka’bah untuk di dengarkan
Azdan, empat tahun setelah As’ad lahir Siti Maimunah hamil lagi dan melahirkan
seorang bayi laki-laki yang diberi nama Abdurahman. Beberapa tahun kemudian
Raden Ibrahim, Siti Maimunah dan As’ad pulang ke tanah air sedangkan saudara As’ad
yaitu Abdurahman di titipkan kepada
sepupu Siti Maimunah yaitu Ny, Salhah yang kemudian Abdurahman menjadi anggota Mahkamah Syariah Kubro pada
masa kerajaan Faisal.
KH As’ad sangat
berpengaruh dalam kisah perjuangan NKRI dan NU, dari
mengusir penjajah Belanda, menumpas PKI dan berperan di belakang layar dalam perpolitikan, bahkan beliaulah yang menjadi perantara berdirinya jamiyah
terbesar di Indonesia yaitu Nadlatul Ulama.
Beliau
bercerita bahwa begitu susahnya mendirikan Jamiyah Ulama itu, KH Kholil
Bangkalan sampai mengutus dua kali kepada KH As’ad untuk menyampaikan suatu
perlambangan kepada KH Hasyim As’ary karena pada waktu itu KH As’ad sedang
nyantri di pesantren KH Kholil Bangkalan.
Berawal dari
ide KH Abdul Wahab Chasbullah yang ingin mendirikan Jamiyah Ulama yang di
sampaikan kepada gurunya yaitu KH Hasyim As’ary, namun oleh KH Hasyim As’ary tidak
langsung disetujui, beliau beristikhoroh sampai beberapa kali, setelah sekian
lama petunjuk Allah itu diberikan melalaui perantara KH As’ad yang diperintah
oleh gurunya KH Kholil Bangkalan untuk menyerahkan sebuah tongkat kepada KH
Hasyiim As’ari di Tebuireng sambil menghapal ayat 17-23 surat Thaaha yang
menerangkan 2 macam mukjizat Nabi Musa AS. Setelah sampai beliau langsung memberikan
tongkat itu kepada KH Hasyim As’ary dan bertanya ‘’apakah ada pesan dari KH
Kholil ?’’ beliau KH As’ad menjawab dengan hapalannya tadi. Tidak hanya sekali
KH Kholil Bangkalan menitipkan lagi suatu perlambangan kepada KH Hasyim As’ari,
namun kali ini belaiu menitipkan perlambangan itu berupa tasbih dan asmaul
khusna “Ya Jabbar Ya Qahar” tiga kali. Tasbih itu di simpan di leher KH As’ad
oleh KH Kholil dan sampai kepada KH Hasyim posisinya masih seperti itu ,beliau
menyerahkan tasbih itu dengan cara membungkukan badan dan KH Hasyim sendiri
yang membawanya dari leher beliau lalu menyampaikan pesan KH Kholil berupa
Asmaul Khusna itu. Setelah itu, KH Hasyim meminta bantuan kepada
beliau untuk menyebarkan surat kepada para ulama di Madura yang isinya rencana didirikannya jamiyah ulama. Dan pada
tanggal 31 Januari 1926 berkumpulah ulama-ulama
dari Jawa, Madura dan Kalimantan di Surabaya untuk mendirikan organisasi yang
diberi nama Nahdlatul Ulama.
Senin, 28 Agustus 2017
Ngopi salah satu konsep syukur

Bagi kaum santri tradisi ngopi sudah tidak aneh lagi, apalagi ketika mereka sedang menkaji suatu ilmu khususnya pada larut malam biasa nya di temani dengan secangkir kopi, mampaatnya untuk mengusir kantuk. Namun untuk para penikmat kopi mampaatnya tidak hanya untuk mengusir kantuk, lebih dari itu. Ngopi bisa menjadi spirit, bersemangat menjalani hidup, dan bisa memperkuat jalaninan ukhuwah.
Wah apa benar ngopi bisa menjadi spirit ? Spirit apa ? . Ya bagi penikmat kopi, ngopi ini bisa menjadi daya power untuk berkarya, biasanya para penikmat kopi dalam menyelesaikan karya nya selalu di temani dengan secangkir kopi dan melahirkan ide-ide cantik untuk di tuangkan dalam karya-karya nya. Ini berlaku pada manusia yang makom nya sudah penikmat kopi.
Bersemangat menjalani hidup, ya coba anda seduh kopi dan nikmatilah pada pagi hari, resapi setiap serupan itu dan bayangkan nikmat tuhan yang telah diberikan kepada anda. Kata tuhan melalui sabda utusannya kalian itu telanjang, kecuali aku beri pakaian. Lihat apakah anda memakai baju dan celana, dan di lemari masih banyak lagi koleksi pakaian kalian. Bersyukurlah teman-teman, di luar sana masih banyak yang memiliki hanya satu baju, itupun sudah lusuh dan bergantian dengan saudaranya yang lain. Lanjut lagi, kalian semua lapar, kecuali aku beri makan, pagi hari ini kalian sedang menikmati kopi, lihatlah sesekali ke bawah, pagi hari bahkan sebelum mentari terbit mereka sudah mencari botol bekas hanya untuk makan bagi mereka dan anak-anaknya, bersyukurlah kalian. Dan seterusnya bisa kalian lihat di hadits arbain karangan imam nawawi ke 24.
Karomah tradisi ngopi ini sungguh hebat, bisa mengakrabkan seseorang dengan yang lainnya, bagaimana tidak akrab kalian setiap hari ngopi depan rumah kalian bersama teman-teman yang lain sambil berdiskusi tentang apa yang kalian cita-citakan atau tentang keluh kesah kalian ataupun tentang tips dan trik mendekati si dia . Cieeee . Inilah karomah tradisi ngopi itu sendiri. Masyaallah .. banyak-banyaklah bersyukur kalian bahwasannya dengan ngopi ini kalian menjadi akrab, jalinan persaudaraan kalian menjadi sangat erat, muncul power yang membakar jiwa kalian untuk tetap semangat menjalani hidup dan dengan wasilah kopi ini melahirkan gagasan-gagasan yang positif bagi umat.
Tapi ingat ya teman-teman bahwa terlalu banyak ngopi itu bahaya juga bagi kesehatan, ini sudah di ajarkan oleh agama bahwa yang berlebihan itu jelek, oleh karena itu mari ngopi sekadarnya saja dan yang harus banyak-banyak itu bersyukur . Alhamdulillah ... 😊
Wallahualam bisoab.
Perebutan kekuasaan faktor utama keruntuhan
Kekuasaan memang selalu menjadi bahan rebutan, karena mungkin
dengan kekuasaan bisa menghasilkan kebahagian, oleh karena itu banyak orang
yang menghalalkan segala cara untuk memiliki kekuasaan itu, tak jarang orang
sering saling sikut bahkan saling pukul sampai tumpahnya darah demi kekuasaan
walaupun itu dengan saudaranya sendiri.
Ibnu hajar pernah berkata, “Siapa yang mencari keuasaan dengan
begitu tamaknya, maka ia tidak di tolong oleh Allah”. (Fathul Bari, 13: 124)
Potret seperti ini sungguh sangat ironis, mereka sibuk dengan
kekuasaan tapi tidak memperdulikan rakyat nya. Para pemimpin yang seperti ini
jauh sekali dari harapan rakyat, lantas bagaimana harapan rakyat bagi para
pemimpinnya ?, diantaranya yaitu bahwa rakyat mengharapkan pemimpin yang peka
dan cinta terhadap rakyatnya, hidup yang sederhana tidak bermewah-mewahan, dan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan kepada rakyatnya yang bagus dan tidak
menyakiti hati rakyatnya serta cakap dalam memimpin yang ketika ada masalah
bisa diselesaikan dengan baik. Jika sudah terwujud pemimpin yang seperti itu
maka rakyat wajib patuh kepada pemimpinnya dan pemimpinnya wajib mencintai
rakyatnya, maka akan timbul keharmonisan antara pemimpin dan rakyat, inilah
yang kita harapkan.
Dan kelak para pemimpin akan ditanya menegenai kepemimpinannya, Ibnu
Umar R.A berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap orang
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya,
seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang
dipimpinnya, seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya,
seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminyaakan ditanya perihal
tanggungjawab dan tugasnya, bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang
bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya perihal yang
dipimpinnya, dan kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya (diminta
pertanggungjawaban) dari hal yang dipimpinnya. (Bukhari,Muslim)
Jadi, ingatlah wahai para pemimpin, jangan sia-siakan kepercayaan
rakyat terhadap kalian, jangan dustakan amanah Allah yang telah dikaruniakan
kepada kalian, berbuat baiklah kalian khususnya terhadap rakyat, jangan sakiti
mereka dengan kebijakan-kebijakan kalian, fokuslah terhadap rakyat jangan haus
akan kekuasaan, karena semakin tinggi engkau berkuasa semakin banyak pertanyaan
dari Allah kepada kalian kelak untuk dipertanggungjawabkan.
Allah berkata dalam kitab suci Al-quran : “wal tandzur nafsun
maa qaddamat lighad” artinya perhatikan sejarahmu, untuk masa depan mu. Benar
sekali bahwa mempelajari sejarah itu agar kita bisa mengambil ibroh dari setiap
kejadian untuk masa depan yang lebih baik. Contoh sejarah dinasti bani Buwaih,
dinasti ini di rintis oleh 3 putra dari abu syuja’ yaitu Ali, Hasan dan Ahmad
yang berhasil mendirikan dinasti bani Buwaih yang berawal ketika mereka menjadi
militer yang berprestasi sehingga Ali di angkat menjadi gubernur di Al-karaj
dan dari sini lah ekpansi wilayah dinasti bani Buwaih dimulai. Ketika dinasti
ini dinasti Abbasiyah sungguh seperti boneka oleh wajir-wajir bani buwaih. Pada
waktu dinasti ini banyak bermunculan pemikir dan filusuf muslim seperti
Al-farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawih dan Ikhwan As shafa yang merupakan hasil
peradaban pada waktu itu, bukan hanya di bidang ilmu pengetahuan tetapi juga
pada pembangunan infrastruktur diantaranya pembangunan kanal-kanal, mesjid,
rumah sakit dan produksi permadani. Tetapi setelah generasi pertama ini wafat,
kekuasaan menjadi bahan rebutan diantara anak-anak dari Ali, Hasan dan Ahmad,
mereka merasa lebih berhak memegang kekuasaan, ketika situasi seperti ini
berbagai masalah bermunculan seperti bentroknya di tubuh militer antara militer
dari Dailam dan militer keturunan Turki, bentroknya sunni syiah dan satu demi
satu dinasti kecil memerdekakan diri dari Bagdad yang kemudian berakhirlah
kekuasaan dinasti Bani Buwaih, yang berakar pada sibuknya berebutan kekuasaan
sehingga berbagai masalah muncul dan tidak bisa di tangani.
Sejarah ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa sifat rakus atas
kekuasaan dan lemahnya memimpin akan menjadikan kemunduran bahkan kehancuran
suatu negara. Kita lihat di Indonesia negara yang kita cintai ini, akhir-akhir
ini berita memuat soal kejadian kisruhnya para anggota Dewan Perwakian Daerah
yang tidak fokus bekerja, disibukan dengan perebutan kekuasaan di internal,
bisa menyakinkan masyarakat bahwa DPD memang jauh dari harapan masyarakat. Dari
kejadian ini timbul sebuah pertanyaan, apakah Indonesia akan bernasib seperti
Bani Buwaih? Yang tidak bisa kita pungkiri bahwa saling berebutnya kekuasaan
akan berujung tragis bagi bangsa.Satu-satunya jalan keluar agar Indonesia tidak
bernasib buruk seperti runtuhnya Dinasti Buwaih adalah melalui kesadaran para
pemimpin terutama DPD ini harus kembali pada jati dirinya sebagai perwakilan
daerah yang menitikberatkan kepentingan daerah.
Langganan:
Postingan (Atom)